MASAK SAYUR ASEM DI TENGAH PANDEMI

 

MASAK SAYUR ASEM DI TENGAH PANDEMI
(Teater Guriang Indonesia, Warunggunung, Lebak, Banten)

Jika kita tilik judul di atas, rasanya hanya aktivitas biasa yang kerapkali dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga, yaitu memasak sayur asem. Namun siapa sangka, masak sayur asem kali ini adalah aktivitas bahkan peristiwa musik yang digagas oleh Teater Guriang Indonesia. Tidak sedikit orang yang mempertanyakan bahkan hingga keliru, disangkanya adalah lomba masak sayur asem.

Lalu kenapa harus dianalogikan ke sayur asem? Kenapa tidak masak musik? Yang mungkin lebih mudah dimengerti. Sayur asem adalah kuliner warisan nenek moyang dengan komposisi bahan yang sederhana namun begitu menggugah selera. Kesederhanaan komposisi sayur asem inilah yang dirujuk oleh Teater Guriang dalam menggagas event musik di tengah-tengah pandemi covid-19, dimana para pelaku musik di Banten rindu akan panggung pertunjukan.

Harapan dari awal memang event musik ini dapat memberikan wadah untuk kawan-kawan musisi di Banten untuk dapat memperkenalkan dan mempertunjukkan karya nya kepada khalayak. Cara penyajiannya pun sederhana, gitar bolong dan tanpa strum, dengan alasan untuk dapat diketahui sisi keorisinilan serta kualitas dari dalam diri pengkarya.

Masak Sayur Asem di Tengah Pandemi ini pada akhirnya mencari satu dari sekian banyak partisipan yang karyanya layak untuk direkam di Stromp Records, Studio Rekaman miliki salah satu personel dari band Reggae asal Rangkasbitung, Yaitu Resha Stromp.

Pada 25 Desember 2020 lalu, menjadi hari dimana Teater Guriang beserta pekarangan jatinya yang rimbun menjadi saksi bahwa karya musik anak Banten sempat menyelaras bersama di pekarangan itu. Kurator juga didatangkan dari lingkungan Banten seperti Edi Bonetski, Reo Momonon, Dadang Dwi Septiyan, dan Fariz Alwan, untuk mengkurasi karya-karya partisipan untuk diambil satu untuk diberikan penghargaan yaitu rekaman.


Partisipan yang berpartisipasi berasal dari Serang, Cilegon, Tangerang, Rangkasbitung, dan Pandeglang. Karya yang dibawakan juga sangat beragam, dari yang
pop, folk ethnic, hingga pop chamber. Memang asem bener event ini.

Namun pada akhirnya para kurator memutuskan satu dari sekian partisipan yang layak untuk karya nya direkam studio. Adalah Boeatan Tjibalioeng, komunitas yang berasal dari Cibaliung, Pandeglang, Banten, yang memiliki rasa kecintaan terhadap Desa Cibaliung. Youth community yang turut berkontribusi memajukan Cibaliung dengan bersosialisasi, berkarya, dan bertani. Karya mereka yang dibawakan dalam Masak Sayur Asem di Tengah Pandemi ini berjudul ‘Semangat Agraria’, yang didedikasikan untuk masyarakat tani agar tetap semangat, mengeksistensikan, menghidupi, serta mensejahterakan sektor pertanian. Dan pada tanggal 6 Januari 2021 kemarin, Boeatan Tjibalioeng mulai melakukan aktivitas rekaman di Stromp Record dengan pendampingan oleh Majid, founder Teater Guriang Indonesia bersama tim nya.

Masak Sayur Asem di Tengah Pandemi ini menjadi kenikmatan merayakan musik di masa pandemi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah. Suka cita tercurah sepanjang rangkaian event musik ini. Dengan harapan besar, akan ada Masak Sayar Asem di Tengah Pandemi #2 atau mungkin dengan kemasan yang lebih kontemporer lagi.

SALAM

-Dadang Dwi Septiyan-

 

Komentar

Postingan Populer